Masih ingat penyelenggaraan FFI 2006? Hasil keputusan juri yang memenangkan Eksul sebagai film terbaik, dan juga meraih gelar sutradara terbaik dan penata suara terbaik memang mengejutkan berbagai kalangan. Meskipun belakangan, juni 2007 BP2N membatalkan kemenangan film tersebut. Setelah perhelatan akbar tersebut, sekelompok orang yang menamakan dirinya Masyarakat Film Indonesia yang sebagian besar terdiri dari sineas-sineas muda menyatakan boikot FFI dan tolak keputusan juri yang memberikan Piala Citra untuk Ekskul. Terbukti film tersebut melakukan pelanggaran hak cipta ilustrasi musik yang mencontek dari rilisan film Holywood yaitu Gladiator, Munich, dan sebuah film Korea. " Kaget? Tontonlah Ekskul, tanpa prasangka, tanpa underestimate,"ujar Noorca M Massardi, Sekretaris Dewan Juri seusai pemberian penghargaan Piala Citra di JCC. Dan Kemudian artis-aktor yang telah mendapatkan Piala Citra di tahun sebelumnya rame-rame mengembalikan award kebangaan mereka. Mulai dari Dian Sastro, Tora Sudiro, Melly Goslow, Riri Reza, Mira Lesmana, dll. Meskipun belakangan beberapa aktris seperti Tora Sudiro dan Dian Satro menyesali perbuatannya itu.
Aq sendiri jg ga nyangka tu film ternyata dapet piala citra. Orang denger judulnya aja ga pernah, waktu itu aa ngejagoin Berbagi Suami tapi sayang film Berbagi Suami dan Opera Jawa ga diikutkan dalam FFI 2006 dan malah ikut dalam perhelatan film internasional. Tanpa Berbagi Suami dan Opera Jawa, Ekskul memang tidak mempunyai saingan terlalu berat. Bahkan Denias yang diperkirakan banyak orang bakal menang nyatanya tidak demikian.Okey, the show must go on. Kelompok MFI pun sepertinya membuat tandingan acara serupa meskipun mereka ga mau disebut menandingi FFI dengan menyelenggarakan Indonesian Movie Award yang mereka nilai lebih menghargai karya-karya sineas perfiliman dan berbobot.
Dan aktor-aktris gaek Indonesia pun angkat bicara. Shopan Sopian, Garin Nugroho, Dedy Miswar menganggap bahwa memajukan perfilman Indonesia itu membutuhkan perjalanan pajang untuk bisa seperti saat ini, mengembalikan Piala Citra begitu saja bukanlah cara yang baik untuk menghargai karya yang sudah dianyam para pendahulu perfilman Indonesia. Dimanakah yang salah?
di FFI 2007 ini, tampaknya kita melihat wajah-wajah baru dari dewan juri seperti Garin Nugroho, Dedy Mizwar,dll. Itu berarti ada perubahan yang dilakukan pihak penyelenggara dan sepertinya lebih profesional, berkompeten dibidangnya, dan punya dedikasi yang tinggi untuk film Indonesia. Sehingga ada kepercayaan dan harapan yang baik terhadap apresiasi budaya bangsa yang tidak mematikan dunia perfilman. Dan buat aq film andalanq ternyata yang mendapat penghargaan paling banyak. Iya, Naga Bonar Jadi 2 jadi film terbaik tahun ini. Klo dipikir-pikir aq butuh belasan tahun untuk menanti skeuel film "Naga Bonar" waktu itu sepertinya aq masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Hidup film Indonesia!! meskipiun aq lebih banyak nonton film Holywoodnya? he3x. Buat MFI kita tunggu kiprah selanjutnya!
di FFI 2007 ini, tampaknya kita melihat wajah-wajah baru dari dewan juri seperti Garin Nugroho, Dedy Mizwar,dll. Itu berarti ada perubahan yang dilakukan pihak penyelenggara dan sepertinya lebih profesional, berkompeten dibidangnya, dan punya dedikasi yang tinggi untuk film Indonesia. Sehingga ada kepercayaan dan harapan yang baik terhadap apresiasi budaya bangsa yang tidak mematikan dunia perfilman. Dan buat aq film andalanq ternyata yang mendapat penghargaan paling banyak. Iya, Naga Bonar Jadi 2 jadi film terbaik tahun ini. Klo dipikir-pikir aq butuh belasan tahun untuk menanti skeuel film "Naga Bonar" waktu itu sepertinya aq masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Hidup film Indonesia!! meskipiun aq lebih banyak nonton film Holywoodnya? he3x. Buat MFI kita tunggu kiprah selanjutnya!